Daripada berbicara, aku lebih suka mendengar orang lain bicara. Aku seperti tidak mampu menyusun kata-kata dengan baik saat harus berhadapan dengan orang lain, terutama orang asing, atau di hadapan banyak orang yang aku kenal. Lebih mudah bagiku berbicara lewat tulisan. Seperti saat ini. Menulis jurnal harian sudah aku mulai sejak masih sekolah dasar, dan meskipun intensitas menulisku kini semakin berkurang, aku tidak pernah melewatkan satu minggu dalam hidupku tanpa menulis, atau mengetik sesuatu, karena dengannya aku selalu merasa kembali pada diriku sendiri. Masalahnya, aku ingin selalu menulis dengan kebahagiaan. Karena itu saat ide mengucur deras seperti keran baru yang baru saja digunakan pada percobaan pertama, aku tidak bisa berhenti. Aku akan menulis terus hingga jari-jari tanganku mulai meminta haknya beristirahat. Tapi ada kalanya ketika aku ingin menulis, tak ada satupun kalimat yang keluar dari otakku. Isi kepalaku mendadak kosong. Dan yang bisa aku lakukan hany
A story about Lana and her stories.